Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku usapkan juga air mataku
Kita terharu seakan tiada bertemu lagi…

 

-Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan, SO7-

 

Canting ultah kedua.

 

            Dua tahun lalu aku mengenal mereka. Berawal dari kecintaan yang sama pada tulisan, jiwa-jiwa pengembara ini dipertemukan di sebuah media sosial, Kompasiana. Tak pernah terpikir atau meramal bahwa dari membaca tulisan, saling komen, saling pamer “tongkrongan,” tukar id ym, kami yang belum pernah bertemu muka bisa langsung akrab. Ah, dua tahun yang begitu cepat.

            Setahun yang lalu, ya tepat setahun yang lalu, aku meninggalkan kota panas tercinta, Surabaya. Keputusan yang membuat teman juga keluarga terkaget-kaget tak percaya. Bosan? Entah, tak terbiasa berpikir terlalu lama. Apa yang diyakini, apa yang dirasa “benar” langsung dilakukan. Seperti apa nanti, tak terlalu dipikirkan, dijalani saja. Setahun yang kemudian berlalu, tak kalah cepat.

            Manusia datang dan pergi. Tak peduli perempuan atau laki-laki, tak peduli seberapa banyak teman atau seberapa dekat kita dengan keluarga, pada dasarnya manusia terlahir sendiri, mati pun sendiri (kata seorang teman). Sangat terasa saat ini, ketika mengingat kembali waktu dua tahun itu. Masih lengkap, bisa dibilang begitu. Semua masih suka kumpul, nongkrong nggak jelas, main kartu dan tidur berdesak-desakan di cafe milik seorang teman atau kos seorang teman. Sekarang dengan kesibukan masing-masing, bisa kumpul adalah suatu hal yang mewah.

Jauh-jauh cuma mau main kartu, ora mutu!

Mbambung bergembira, kami!

Kami adalah para pejalan!

 

 

            Banyak cerita, banyak tawa. Ada kecewa, ada tangis. Tak ada sesal. Jika semua terjadi karena alasan, tak ada sesuatu yang terjadi di atas bumi ini tanpa campur tangan-Nya, kenapa tak dijalani saja. Puluhan cerita sudah dituliskan, ratusan kisah telah menggoreskan kenangan. Di manapun kalian berada saat ini satu saja pesan, jangan lupa bersenang-senang! Jika kita memang terlahir sebagai orang yang ora mutu, yo mutu ning rendah, pastikan ketidakmutuanmu membawamu ke mimpi yang selama ini kamu cita-citakan. Sekarang atau nanti semua hanya masalah waktu. Kelak waktu juga yang akan membuktikan seberapa besar usahamu memperjuangkan apa yang kamu yakini. SemangArt!

Kami berani bermimpi dan berani mewujudkannya!

Bersenang-senanglah
Karna hari ini yang akan kita rindukan
Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah
Karna waktu ini yang akan kita banggakan di hari tua…

15 thoughts on “Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan

Leave a reply to sha Cancel reply