0

Maraton Nonton Film JAFF Ke-13

Head - JAFF gilafilm.id

Aku cinta Surabaya (isuk-isuk, Senin sisan kudu memulai sesuatu dengan cinta-cintaan), tapi kalau harus meninggalkan Yogyakarta salah satu hal yang menjadi pemberat adalah event seperti JAFF. Sejak tinggal di kota ini, selalu menyempatkan diri nonton film-film yang diputar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival ini. Ya, sejak dua hari kemarin aku ngebut nonton karena sempat ketinggalan informasi.

Tahun ini JAFF digelar untuk ketigabelas kalinya dan mengambil tema “Disruption.” Harga tiket nonton film-film di JAFF bervariasi mulai dari 15 sampai 25rb, adapula yang gratis. Digelar mulai 27 November event ini akan ditutup pada 4 Desember 2018. Masih ada kesempatan hari ini dan besok bagi yang belum sempat nonton.

GRIT_Statues_2

Dari film Grit

Film pertama yang kutonton Sabtu kemarin berjudul Grit karya Cynthia Wade & Sasha Friedlander. Memilih film ini bukan karena tahu ada jadwal film ini, bahkan tanpa ada pengetahuan sebelumnya ini tentang apa. Memilih hanya karena ada dua antrian dan film ini yang tidak antri. Tidak memaksa menonton film khusus di JAFF, yang masih kosong dan tidak perlu lama antri langsung disikat. Film Grit berkisah tentang korban lumpur Lapindo yang menuntut ganti rugi. Sedih? Iya. Saya sebagai warga Jawa Timur yang saat kejadian tinggal tidak jauh dari wilayah terdampak, yang hampir seminggu sekaliĀ  lewat bisa melihat beda sebelum dan sesudah kejadian ledakan lumpur.

14412000666_12422c552d_b

Surat Untuk Bidadari

Film terakhir yang aku tonton, semalam, adalah Surat Untuk Bidadari karya Garin Nugroho yang dibuat pada tahun 1994. Menonton ini juga tidak sengaja karena sebelumnya sudah niat mau pulang, eh lihat linimasa Twitter dan cuplikan filmnya diputar. Langsung balik ke meja panitia, beli tiket. Aku suka film-film lawas. Kalau bagus ya bonus, kalau kurang bagus ya tetap suka. Melihat orang-orang sekian tahun ke belakang, pakaiannya, cara hidupnya, terutama alamnya rasanya menyenangkan. Ya meskipun film ini bukan film “bahagia” juga. Film ini mengingatkanku pada film “Negeri di Bawah Kabut,” sebuah film yang diputar di Festival Film Dokumenter di TBY. Bagus, berkesan. Buat yang pingin nonton film-film JAFF bisa cekĀ di sini. Selamat menonton!